• Update

    Minyak Serai Wangi Indonesia

    Minyak Serai Wangi Indonesia, di pasaran dunia terkenal dengan nama Citronella Oil of Java.


    Serai wangi Cymbopogon nardus L. Merupakan salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri  yang sudah banyak di kembangkan. Dari hasil penyulingan daunnya diperoleh minyak serai wangi yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan nama Citronella Oil.


    Minyak Atsiri bersifat minyak terbang volatile. Minyak ini dihasilkan dari metabolit sekunder dalam tumbuhan dan dapat ditemukan di akar, kulit batang, daun, bunga dan biji.


    Minyak Serai Wangi Indonesia


    Indonesia, merupakan salah satu negara penghasil minyak atsiri terbesar di dunia. Sebanyak 40 jenis minyak atsiri sudah dikenal 20 di antaranya adalah minyak potensial yang telah berkembang di pasar dan bernilai ekonomi tinggi.

    Sumber sumber minyak atsiri, yang baru terus digali. Salah satu minyak atsiri sangat menjanjikan yaitu minyak dari akar serai wangi. Peranan komoditas ini sangat besar sebagai sumber devisa dan pendapatan petani serta penyerapan tenaga kerja. 


    Produksi minyak serai wangi, di Indonesia dihasilkan dari Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung dengan total luas areal seluruh Indonesia pada tahun 2004 mencapai 3.492 hektar. Belum lagi di tambah luasnya lahan di jawa tengah dan sulawesi.


    Minyak serai wangi, diperoleh dari tanaman serai wangi yang mengandung senyawa sitronellal sekitar 32-45%, geraniol 10-12%, sitronellol 11-15%, geranil asetat 3-8%, sitronellal asetat 2-4% dan sedikit mengandung seskuiterpen serta senyawa lainnya. 


    Serai wangi, Merupakan salah satu komoditi atsiri yang sangat prospektif. Permintaan minyak serai wangi cukup tinggi dan harganya stabil serta cenderung meningkat. Uniknya pembudidayaannya tidak terlalu rumit serta tanaman ini dapat hidup di lahan-lahan marginal bahkan lahan bekas tambang.


    Indonesia, merupakan negara pengekspor utama minyak serai wangi, Sebelum perang dunia kedua, Namun saat ini negara produsen utama adalah RRC. Hal ini disebabkan karena produksi minyak serai wangi Indonesia selalu menurun dan mutunya kalah dibanding China dan Taiwan. Padahal permintaan cukup besar, karena kebutuhan pasar selalu meningkat 3-5% per tahun. 


    Negara Tujuan Expor, Minyak serai wangi Indonesia yaitu Singapura, Jepang, Australia, Meksiko, India, Taiwan, Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman dan Spanyol dan negara-negara lain.


    Cara Membudidayakan Tanaman Serai Wangi

    Cara budidaya, Merupakan salah satu faktor penentu bagi keberhasilan usaha tani. disamping faktor lingkungan juga ikut menentukan kelanjutan usaha budidayanya. Tanaman serai wangi sudah sejak lama dibudidayakan di Indonesia. 

    Tanaman serai wangi, memiliki bentuk daun yang lebih lebar dibandingkan bentuk serai wangi biasa. Daunnya membentuk rumpun yang lebih besar dengan jumlah batang lebih banyak. Warna daun lebih tua hijau tua, sedangkan serai biasa berdaun hijau muda agak kelabu.


    Tanaman serai wangi


    Ciri-Ciri Tanaman serai wangi Tumbuh berumpun  


    Akar serabut jumlah cukup banyak, mampu menyerap unsur hara dalam tanah cukup baik sehingga pertumbuhannya lebih cepat.

    Daun pipih memanjang menyerupai alang-alang. Panjang daun mencapai 1 meter melengkung. Lebar daun bila pertumbuhan normal antara 1-2 cm.

    Warna daun hijau muda hingga hijau kebiru-biruan Batang berwarna merah keunguan. Jikam daun diremas tercium aroma tajam khas serai.


    Syarat Pertumbuhan Tanaman

    Pertumbuhan tanaman serai, wangi dipengaruhi oleh kesuburan tanah, iklim dan tinggi tempat diatas permukaan laut, dan tumbuh di berbagai tipe tanah baik didataran rendah maupun daratan tinggi sampai dengan ketinggian 1200 m dpl. dengan ketinggian tempat optimum 250 m dpl. 

    Pertumbuhan daun, yang baik diperlukan iklim yang lembab, sehingga pada musim kemarau pertumbuhannya menjadi agak lambat. Tanaman pelindung berpengaruh kurang baik terhadap produksi daun dan kadar minyaknya. Secara umum serai wangi tumbuh baik pada tanah gembur sampai liat dengan pH 5,5-7,0. Dengan curah hujan rata-rata 1000-1500 mm/tahun dengan bulan kering 4-6 bulan, produksi daun menjadi turun tetapi rendemen dan mutu minyak meningkat.


    Persiapan lahan Tanam

    Untuk lahan, yang berupa semak belukar cukup dibabat, dibakar dan langsung dibajak. Setelah pembukaan lahan dilakukan pengajiran lubang tanam. Jarak tanam ditanah yang subur 100 x 100 cm, sedangkan di tanah yang kurang subur 75 x 75 cm. Ukuran lubang tanaman adalah 30 x 30 x 30 cm. 

    Penanaman serai wangi, Bisa juga dilakukan dengan sisitem parit. ukuran lebar dan dalam parit sama seperti sistem lubang. Pada lahan yang topografinya lereng. sebaiknya barisan lubang atau parit tanam searah kountour. Penanaman serai wangi pada kemiringan lahan 25 - 30º dengan curah hujan 3.500 mm/th. sebaiknya menggunakan terasering dan pertanaman secara pagar.


    Penanaman Bibit

    Seminggu setelah penyemprotan herbisida penanaman sudah dapat dilakukan. Penanaman sebaiknya dilakukan di awal atau diakhir musim hujan ini menghindari penyiraman. 

    Bibit serai wangi ditanam, satu atau dua batang per lubang tanam. Bila ukuran batang bibit yang akan ditanam cukup besar dan cukup ditanam Satu batang per lubang. Tetapi bila batang ukuran kecil ditanam dua batang per lubang. Penanaman dilakukan sampai sedikit diatas pangkal batang, lalu tanah disekitar bibit dipadatkan.


    Penyiangan dan Penyulaman Bibit

    Penyiangan dilakukan Satu bulan pertama setelah tanam selanjutnya tiga bulan sekali atau empat kali dalam setahun tergantung pertumbuhan gulma. Sedangkan penyulaman dilakukan bila ada bibit yang belum tumbuh atau mati dalam kurun waktu satu bulan Setelah tanam. 

    Penyulaman juga sangat penting untuk mempertahankan jumlah populasi dan produksi. Bibit yang digunakan untuk penyulaman dapat berasal dari anakan yang sudah ditanam dan hidup disampingnya atau dari rumpun induk yang sejenis.


    Pemupukan Tanaman 

    Untuk kesuburan, tanah dan kestabilan produksi tanaman serai wangi perlu dipupuk. Pupuk berpengaruh pada produksi daun dan banyaknya minyak atsiri yang dihasilkan per hektar. Umur satu bulan setelah tanam beri pupuk Urea sebanyak 25 gram atau satu sendok makan per rumpun. 


    Pupuk Yang diberikan, dengan cara melingkari rumpun sejarak 25 cm atau satu jengkal. Pemupukan dilakukan bersamaan dengan pengemburan. Dosis pupuk yang dipakai tergantung dari kondisi tanah baik sifat fisik maupun kesuburannya. pupuk NPK 37,65,65 dengan dosis 150-200 kg/ha, 50 kg KCl/ha Risfaheri 1990. Pupuk kandang 2 kg per rumpun yang di berikan 6 bulan sekali


    Komoditas Perkebunan Dan Pertanian, ini banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Tanaman Penghasil minyak atsiri ini dipakai sebagai campuran untuk sabun, parfum, kosmetik, antiseptik, aromaterapi, dan sebagai bahan aktif pestisida nabati.


    Seiring dengan permintaan pasar luar negri yang yang terus mengalami peningkatan, Dari Kementerian Pertanian juga terus mengembangkan budidaya serai wangi di berbagai daerah, salah satunya di  Jawa Tengah. Pengembangan komdoditas ini terus dilakukan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Jenderal Perkebunan dan Kementerian Pertanian.



    Tidak ada komentar

    Baca juga halaman yang menarik lainya..!

    Manfaat Minyak Wijen

    Manfaat Minyak Wijen, Selain untuk memasak Manfaat minyak wijen juga beragam untuk kesehatan. Minyak wijen, Minyak alami yang terbuat dari b...

    Post Top Ad

    Post Bottom Ad